Singapura - Salah satu sekolah dasar di Singapura, Bendemeer Primary School, memiliki keunikan yang belum tentu ada di sekolah lainnya. Sekolah ini memiliki 12 pasang murid yang kembar, 10 pasang di antaranya kembar identik.
Entah mengapa sekolah yang memiliki total 1.100 siswa ini memiliki daya tarik sendiri bagi murid kembar. Bahkan sebagian besar murid tersebut tinggal di sekitar sekolah.
Karena keunikannya ini, para guru di sekolah pun memiliki kesulitan tersendiri saat kegiatan belajar mengajar. Para murid kembar itu sangat sulit untuk dibedakan, sehingga seringkali para guru bingung dibuatnya.
Demikian seperti dilansir The Sunday Times, Minggu (30/8/2009).
Guru kelas 3, Santhosa Kumar, termasuk salah satu guru yang menghadapi kebingungan itu setiap kali mengajar. Kembar Nina Qistina dn Rues Lizanna sangatlah mirip sehingga dia sama sekali tidak bisa mengenali siapa yang siapa.
Sesuai dengan permintaan orang tua, beberapa murid yang kembar pun ditempatkan dalam kelas terpisah. Kembar Ka Hao dan Ka Jie semenjak kelas 1 belajar di kelas yang berbeda, itu sesuai dengan permintaan ibu mereka.
Kebingungan yang melanda guru-guru di sekolah ini terus berlanjut meskipun murid kembar tidak dalam tempat yang sama. Direktur Kedisiplinan Sekolah, Veronica Gilbert contohnya, ketika sedang berjalan menuju kelas untuk mengajar, ia sempat mengira salah seorang muridnya berada di luar kelas saat jam pelajaran. Namun, ternyata yang dikira muridnya itu adalah kembaran yang lain.
"Ternyata dia siswa kelas lain. Kembarannya, yang merupakan siswa saya, selalu berada di kelas," tuturnya.
Entah mengapa sekolah yang memiliki total 1.100 siswa ini memiliki daya tarik sendiri bagi murid kembar. Bahkan sebagian besar murid tersebut tinggal di sekitar sekolah.
Karena keunikannya ini, para guru di sekolah pun memiliki kesulitan tersendiri saat kegiatan belajar mengajar. Para murid kembar itu sangat sulit untuk dibedakan, sehingga seringkali para guru bingung dibuatnya.
Demikian seperti dilansir The Sunday Times, Minggu (30/8/2009).
Guru kelas 3, Santhosa Kumar, termasuk salah satu guru yang menghadapi kebingungan itu setiap kali mengajar. Kembar Nina Qistina dn Rues Lizanna sangatlah mirip sehingga dia sama sekali tidak bisa mengenali siapa yang siapa.
Sesuai dengan permintaan orang tua, beberapa murid yang kembar pun ditempatkan dalam kelas terpisah. Kembar Ka Hao dan Ka Jie semenjak kelas 1 belajar di kelas yang berbeda, itu sesuai dengan permintaan ibu mereka.
Kebingungan yang melanda guru-guru di sekolah ini terus berlanjut meskipun murid kembar tidak dalam tempat yang sama. Direktur Kedisiplinan Sekolah, Veronica Gilbert contohnya, ketika sedang berjalan menuju kelas untuk mengajar, ia sempat mengira salah seorang muridnya berada di luar kelas saat jam pelajaran. Namun, ternyata yang dikira muridnya itu adalah kembaran yang lain.
"Ternyata dia siswa kelas lain. Kembarannya, yang merupakan siswa saya, selalu berada di kelas," tuturnya.
No comments:
Post a Comment