Thursday, 21 October 2010
Pecinta Indonesia Di rusia
GUYURAN salju mulai reda, namun dingin yang menusuk tulang masih membekap Kota Moskow. Meski demikian, hal itu tak menyurutkan langkah sekitar 150 mahasiswa Rusia menuju Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Moskow di Jalan Novokuznetskaya Ulitsa 12, Sabtu (20/3). Ingar-bingar pun menyeruak dari pertemuan Komunitas Pecinta Indonesia yang dikemas dengan gaya hiburan itu.
Keriangan mahasiswa yang sebagian besar gadis cantik menghangatkan senja yang mulai merapat ke malam. Mereka tertawa, bergoyang, dan memberi aplaus saat rekan-rekannya tampil membawakan lagu-lagu daerah Indonesia. Selain itu, mereka juga menampilkan drama dengan bahasa gaul gaya anak muda Jakarta, pencak silat, dan testimoni tentang pengalamannya berkunjung ke Indonesia.
Satu demi satu tembang daerah meluncur. Anastasia Ivanova dan Anastasia Simonenko menyanyikan dengan apik lagu dari Ranah Minang Bungo Kambang. Tak ketinggalan, mereka juga menyanyikan lagu Butet dan Olesio. Puncak kemeriahan acara terjadi saat lagu Poco-Poco dinyanyikan. Para mahasiswa tak segan ikut menari. “Ini memang acara anak muda. Semoga dengan acara ini adik-adik mahasiswa bisa lebih mengenal Indonesia,“ kata Duta Besar Indonesia untuk Rusia, Hamid Awaluddin.
Tekad Indonesia untuk merajut kemesraan kembali dengan Rusia selalu didengungkan Hamid dalam berbagai kesempatan. Menurutnya, tidak mengada-ada keinginan itu. Kedua negara memiliki historis dan kesamaan sebagai negara besar. Kendati hubungan Indonesia-Rusia mengalami pasang surut, jasa Rusia dalam sejarah perjalanan Republik Indonesia tak bisa dipandang sebelah mata. Di awal kemerdekaan, negeri adidaya itu memberikan dukungan penuh atas pernyataan kemerdekaan Indonesia dan kemudian menjadikan angkatan perang Indonesia terkuat kedua di Asia.
“Usia 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Rusia pada tahun ini akan kita jadikan momentum untuk menjalin kemesraan kembali dengan Rusia,“ ujar Hamid kepada Media Indonesia seusai pertemuan Komunitas Pecinta Indonesia.
Untuk menyemarakkan peringatan 60 tahun hubungan Indonesia-Rusia, KBRI akan menggelar Festival Budaya di tiga kota, yakni Moskow, Tver, dan St Petersburg dari 26 Mei hingga 2 Juni.
Lalu ada pameran lukisan Indonesia oleh pelukis terkenal Rusia, Vladimir Anisimov. Saat ini Yayasan Vladimir Anisimov memiliki sekitar 850 buah karya seni hasil ekspedisinya ke Indonesia selama 10 tahun. Wakil Menlu Rusia, Alexei Boro i peringatan 60 tahun hubungan RI sangat dekat dengan rakyat Indones bersulang bagi kemakmuran kedu pada peringatan 60 Tahun RI-Rusia Borodavkin menyebut hubungan m membanggakan, sedangkan masa de kemajuan.
Secara umum hubungan perdagangan Indonesia-Rusia tidak mengalami permasalahan bahkan terus mengalami peningkatan.
Ini dilihat dari total neraca perdagangan kedua negara periode Januari-September 2008 mencapai lebih dari US$1 miliar. Angka ini melebihi target yang diinginkan kedua negara.
Transformasi signifikan Menurut Yulius P Hermawan, dosen hubungan internasional di Eropa di Universitas Katolik Parahyangan, baik Rusia maupun sistem internasional saat ini telah mengalami transformasi yang signifikan. “Indikator terpenting dari perubahan ini ditandai dengan perubahan ideologi. Rusia dulu adalah representasi eksperimentasi ideologi sosialisme komunisme ala Stalin dan Lenin. Sistem internasional dulu didominasi persaingan ideologis di antara representasi ideologis ini dengan blok Barat yang merepresentasikan liberalisme-kapitalisme,“ ujar Yulius, kemarin.
Rusia kini telah proaktif membangun hubungan dengan India, Brasil, dan China. Rusia juga aktif dalam G-8. Sepertinya itu mencerminkan pendekatan baru PLN Rusia pasca-Perang Dingin yang ingin menempatkan posisi strategisnya di dunia internasional. “Kalau Indonesia konsisten dalam meningkatkan keterlibatannya di dunia internasional, Rusia merupakan partner potensial di masa yang akan datang,“ tambahnya.
Sementara itu, pengamat internasional Bantarto Bandoro menilai hubungan RI-Rusia 10 tahun terakhir sangat baik. Berbagai tawaran kerja sama bahkan datang dari Rusia sendiri, misalnya dalam hal modernisasi persenjataan TNI. “Keuntungan Indonesia dalam menjalin hubungan dengan Rusia adalah mendapat sokongan politik terhadap masalah-masalah internasional yang melibatkan kepentingan Indonesia. Rusia adalah salah satu negara yang secara tegas mendukung keutuhan wilayah RI,“ kata Bantarto.
Sumber Media Indonesia 30 Maret 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment