Game untuk Nintendo DS seperti Big Brain Academy, Brain Training dan Brain Age disebut mampu menjaga 'kesegaran' otak. Ternyata, game itu tak sehebat yang dijanjikan.
Hal ini diungkapkan melalui penelitian yang dilakukan Alain Lieury, profesor bidang psikologi kognitif dari Universitas Rennes di Prancis. Menurut Lieury kemampuan game itu sama atau kalah dari mengerjakan PR, membaca atau bermain Sudoku.
Game-game Nintendo DS dengan embel-embel 'otak' pada judulnya itu memang dijanjikan bisa membantu menjaga 'kesegaran' otak. Ini dilakukan melalui serangkaian puzzle di dalam game.
"Nintendo DS itu menarik secara teknolologi. Sebagai sebuah permainan juga baik-baik saja. Tapi klaim bahwa itu adalah sesuatu yang ilmiah adalah hal yang terlalu berani," ujar Lieury dari Cnet, Selasa (27/1/2009).
Lieury melakukan penelitian terhadap 67 anak usia 10 tahun. Mereka dibagi dalam empat grup, dua grup bermain game 'otak' di Nintendo DS selama dua minggu, satu grup bermain puzzle konvensional dengan kertas dan pensil seperti Sudoku serta satu grup lagi sekolah seperti biasa.
Hasilnya, tak ada perbedaan signifikan dalam uji kognitif yang dilakukan sebelum dan sesudah eksperimen. Grup yang bermain Nintendo DS menunjukkan perbaikan 19 persen dalam matematika, namun ini setara dengan grup yang bermain teka-teki di atas kertas. Sedangkan yang sekolah? Perbaikannya 18 persen.(detikinet.com)
Hal ini diungkapkan melalui penelitian yang dilakukan Alain Lieury, profesor bidang psikologi kognitif dari Universitas Rennes di Prancis. Menurut Lieury kemampuan game itu sama atau kalah dari mengerjakan PR, membaca atau bermain Sudoku.
Game-game Nintendo DS dengan embel-embel 'otak' pada judulnya itu memang dijanjikan bisa membantu menjaga 'kesegaran' otak. Ini dilakukan melalui serangkaian puzzle di dalam game.
"Nintendo DS itu menarik secara teknolologi. Sebagai sebuah permainan juga baik-baik saja. Tapi klaim bahwa itu adalah sesuatu yang ilmiah adalah hal yang terlalu berani," ujar Lieury dari Cnet, Selasa (27/1/2009).
Lieury melakukan penelitian terhadap 67 anak usia 10 tahun. Mereka dibagi dalam empat grup, dua grup bermain game 'otak' di Nintendo DS selama dua minggu, satu grup bermain puzzle konvensional dengan kertas dan pensil seperti Sudoku serta satu grup lagi sekolah seperti biasa.
Hasilnya, tak ada perbedaan signifikan dalam uji kognitif yang dilakukan sebelum dan sesudah eksperimen. Grup yang bermain Nintendo DS menunjukkan perbaikan 19 persen dalam matematika, namun ini setara dengan grup yang bermain teka-teki di atas kertas. Sedangkan yang sekolah? Perbaikannya 18 persen.(detikinet.com)
No comments:
Post a Comment