Monday 26 January 2009

Gadis cilik menikah dengan katak, di India

Cerita pengalaman pahit bagi perempuan, mereka harus mencium berulang kali binatang ampibi hijau untuk menemukan seorang pangeran. Di India, minggu lalu menjadi pengalaman dari dua anak perempuan seusia tujuh tahun yang telah dinikahkan dengan kodok.

PD*26351955

Upacara ini berakar dari legenda Hindu God Shiva yang merubah dirinya menjadi katak setelah bertengkar dengan isterinya Parvati. (image source : telegraph. Getty)

Vigneswari dan Masiakanni mengenakan pakaian tradisional India ’sari’ dan perhiasan emas permata untuk pengantin, dalam pelaksanaan perkawinan ganda di di rumah mereka jauh di Tamil Nadu.

Perkawinan yang dilakukan sebagai bagian tradisi kuno “Pongal“. Pongal adalah tradisi panenan, yang telah dilakukan selama berabad-abad yang lalu, untuk “mencegah wabah penyakit misterius di desa”.

Ratusan orang desa Pallipudpet, 250 km dari Madras, berjalan menuju, membawa keduanya pengantin perempuan tinggi diatas tandu yang dipikul dibahu mereka, sedang kodok diikat pada sebuah tongkat yang dihiasi dengan bunga. Sepanjang upacara, seorang imam Hindu membacakan doa, mengikat tangan pengantin perempuan dengan mempelai pria dan mngucapkan lafal mereka sebagai suami isteri didepan suatu api suci.

Upacara mempunyai akar dari legenda tentang dewa Shiva yang berubah diri menjadi seekor kodok setelah suatu pertengkaran dengan isterinya Parvati. Dia menangis untuk sepanjang hari yang menyebabkan penyakit tersebar diseluruh desa. Ketika orang desa menemuinya dan meminta bantuan pada Shiva, dia meminta agar dinikahkan dengan seorang anak perempuan muda. Ketika padanya disjukan seorang anak perempuan dan Shiva menyetujui menikahinya. Maka dia kembali kewujud semulanya sebagai dewa dan perjangkitan wabah penyakit dapat diobati.

Kriteria untuk memilih pengantin adalah mereka harus belum mencapai masa pubertas. Para orang tua dari anak perempuan mereka secara sukarela memberikan anak-anak untuk upacara. Kadang-kadang anak perempuan dipaksa oleh orang tua, untuk pemenuhan upacara ini dan untuk menghindarkan desa dari serangan penyakit.

Penyebab utama adalah buta huruf dan kurangnya informasi, “kata komentator Tamil Dominic Bosco.

Tradisi ini menjadi sesuatu sumber kerisauan bagi Pemerintah India dan menjadi masalah nyata sehubungan dengan illegal child marriages. Pemerintah telah melalukan suatu penelitian tentang tradisi ini dan mengirim suatu regu psikolog, sosiolog dan para pemimpin religius untuk meyakinkan masyarakat desa untuk meninggalkan tradisi “ignorant” ini.

Untuk kedua pengantin perempuan, Vigneswari dan Masiakanni, perkawinan singkat ini berakhir dengan menyenangkan : Setelah terikat oleh simpul selama beberapa jam, simpul-simpul dilepaskan, mempelai pria yang hijau mereka lemparkan kembali ke dalam suatu kolam berlumpur.

sumber:http://taradigadingdangdong.wordpress.com/2009/01/24/gadis-kecil-7-tahun-menikah-dengan-katak-di-india/

No comments:

Post a Comment