Monday, 26 January 2009

Obama Kecewa dengan Teknologi Gedung Putih

Line telepon putus, software komputer usang, dan penggunaan akun imel luar dilarang.

VIVAnews - Jika kampanye Obama dimeriahkan dengan teknologi terkini, BlackBerry, iPhone dan sejenisnya, bagi para staf Obama, hari pertama bekerja serasa kembali ke jaman batu. Teknologi yang ada di gedung putih merupakan teknologi lawas yang ketinggalan jaman.

Dua tahun setelah menjalankan kampanye kepresidenan berteknologi tercanggih dalam sejarah, staf pemerintahan Obama menghadapi kendala birokrasi federal. Sejumlah line telepon putus, software komputer yang lawas, dan adanya aturan yang melarang penggunaan akun email luar. Artinya, tidak ada fasiltas Facebook atau jejaring sosial lainnya untuk berkomunikasi dengan pendukung, tidak boleh login ke akun email luar, tidak ada instant messaging, dan lain-lain. Bagi para staff yang membantu melancarkan jalan Obama ke kursi presiden, menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut bukan perkara mudah.

“Rasanya seperti beralih dari Xbox ke Atari,” kata Bill Burton, juru bicara Obama seperti dikutip Washington Post, 22 Januari 2009.

Dalam berbagai hal, perpindahan ke Gedung Putih seperti hari pertama sekolah. Para penasihat mondar-mandir mencari ruang kerja mereka. Para ajudan menghabiskan berjam-jam untuk mempelajari aturan dan etika yang berlaku sampai bagaimana honor mereka dibayarkan. Semuanya juga sibuk mengurusi berkas yang jumlahnya seperti tiada habisnya.

Banyak juga terjadi gangguan. Misalnya, beberapa panggilan telepon ke West Wing terus menerus mendapatkan nada sibuk sementara pengguna yang panggilan telepon ke White House disapa oleh mesin penjawab dan disarankan untuk membuka situs kepresidenan. Sejumlah wartawan juga dilarang masuk ke White House karena tidak tercantum dalam daftar.

Sampai lewat sore hari, situs web Gedung Putih juga tidak berisi update seputar kegiatan hari kerja pertama Presiden Obama yang terdiri dari doa pemberkatan pertama, open house, serta pertemuan dengan tim ekonomi dan keamanan nasional.

Di situs itu juga tidak terlihat transparansi yang dijanjikan Obama. “Presiden belum mengeluarkan perintah resmi,” tulis pesan di situs itu beberapa jam setelah Obama mengeluarkan perintah untuk memperketat peraturan etika, memperbaiki peraturan Freedom of Information Act, dan membekukan gaji pegawai Gedung Putih yang mendapatkan lebih dari 100 ribu dolar AS.

Malam lalu, untuk pertamakalinya situs kepresidenan diupdate, tetapi belum ada tempat untuk warga yang hendak melapor ataupun ruang untuk blog. Tidak ada yang bisa menjelaskan dengan detail, tetapi masalah itu akan segera diperbaiki.

Salah satu anggota tim media baru Gedung Putih yang mulai bekerja Selasa lalu, segera setelah upacara pengambilan sumpah, kesulitan untuk mengetahui program mana yang bisa diupdate, atau bahkan komputer mana yang bisa digunakan untuk tujuan itu. Anggota tim Obama, yang terbiasa bekerja dengan Macintosh, mendapati bahwa komputer di White House dijejali dengan software Microsoft yang sudah berusia enam tahun. Laptop sangat jarang ditemukan, dan kalaupun ada, hanya ditujukan untuk beberapa orang di West Wing.

Seorang staf yang sempat tertahan di gerbang luar Gedung Putih mendapati bahwa ia tidak memiliki komputer ataupun pesawat telepon di ruang kerjanya. Staf yang barusaja tiba dari tugas di luar negeri itu akhirnya menggunakan telepon seluler dengan operator luar. Beberapa orang staf juga berusaha mengalihkan email mereka melalui akun email pribadi. Untungnya, tidak seperti yang dialami sejumlah staf presiden terdahulu, tidak ada huruf yang hilang di keyboard komputer kerja.

Petugas di ruang pers juga demikian. Selain menggunakan ponsel pribadi, mereka juga membuat akun email Google sendiri, tentunya dengan persetujuan penasihat Gedung Putih, agar mereka bisa mengirimkan informasi ke luar.

No comments:

Post a Comment