Friday, 16 January 2009

Premium dan Solar Turun Jadi Rp4.500 per liter (15 Jan 09) dan Implikasinya

Jakarta (12 Jan 09 ) - Akhirnya, Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali mengumumkan penurunan harga premium dari Rp5.000 menjadi Rp4.500 per liter dan harga solar Rp4.800 menjadi Rp4.500 per liter. Harga BBM yang baru akan mulai berlaku pada hari Kamis, 15 Januari 2008 pukul 24.00 WIB.

Pengumanan tersebut diambil setelah sidang kabinet terbatas yang dipimpin Presiden didampingi itu Wapres Jusuf Kalla, Menko Polhukam Widodo AS, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menko Perekenomian Sri Mulyani, Mendag Mari Elka Pangestu, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Menperin Fahmi Idris, Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi.

TDL turun untuk Industri
Sementara itu, Pemerintah SBY juga menetapkan penurunan harga tarif dasar listrik (TDL) khusus untuk industri demi meringankan biaya pokok pada saat puncak. Penurunan TDL juga akan dilakukan pada 15 Januari 2009.
Pemerintah berharap [jangan hanya sebatas berharap] dengan penurunan TDL dapat mendorong penurunan harga barang dan jasa karena biaya produksi sebagian industri menjadi berkurang setelah TDL turun.

Implikasi Penurunan BBM

Tarif Angkutan Turun 10%
Pemerintah akan menurunkan tarif angkutan sekitar 10%. Hal ini diharapkan dapat direalisasi mengingat bahwa penurunan harga BBM pada 1 dan 15 Desember silam tidak diikuti penurunan tarif angkutan (Organda). Hanya beberapa usaha angkutan yang menurunkan tarif sebesar 3-5%.
Sebenarnya, kebijakan penurunan tarif angkutan yang hanya 10% masih lebih kecil ketika terjadi kenaikan tarif angkutan hingga 30% ketika pemerintah menaikkan harga BBM sebesar 30%. Sehingga, wajar jika ada sebagian masyarakat yang merasa kurang puas.

Harga Kebutuhan Pokok
Pemerintah juga memperkirakan bahwa akan terjadi penurunan harga daging sapi, mintak goreng, susu, obat-obatan dan sejumlah bahan pokok dapat ikut turun menyusul penurunan BBM dan TDL dalam waktu singkat.Khusus untuk minyak goreng, pemerintah mengeluarkan kebijakan insentif agar dapat menurunkan harga minyak goreng curahan dari Rp10.000 menjadi Rp7.000 per liter.

Kronologi

Sebelumnya, atas desakan banyak pihak, Pemerintah SBY telah menurunkan harga premium sebanyak 2 kali, masing-masing pada tanggal 1 Desember dan 15 Desember 2008 menyusul anjloknya harga minyak dunia di level 40-50 dolar per liter.
Penurunan BBM 15 Januari 2009 ini merupakan langkah yang diambil pemerintah setelah menerima berbagai masukan dan desakan baik dari pengamat perminyakan, pengusaha, peneliti, politisi dan sebagian masyarakat. Usulan terakhir datang dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) pada 9 Januari 2009 yang mengusulkan kepada pemerintah agar bahan bakar minyak bersubsidi (BBM), yaitu premiun dan solar, kembali diturunkan Rp 500. Penurunan ini diharapkan akan mampu menurunkan tarif angkutan dan biaya kebutuhan pokok sebesar sepuluh persen.

Usulan penuruan BBM disampaikan Ketua Kadin MS Hidayat pada saat Rapat Kabinet Terbatas yang dipimpin oleh Presiden SBY bersama 4 menterinya di Kantor Presiden Jakarta (9 Jan). Pemerintah akhirnya mengadakan rapat Kabinet Paripurna pada hari Senin ini, 12 Januari, dan kemungkinan pemberlakuan penurunan BBM terlaksa pada 15 Januari 2009.

Jadi, harus ada pendidikan dan penerangan kepada masyarakat bahwa kebijakan penurunan BBM bukanlah ide murni dari pemerintah. Sehingga jangan sampai pemerintah ataupun politisi parpol (Demokrat dan Golkar) mengeluarkan statement seolah-olah Demokrat dan Golkar yang menurunkan harga BBM untuk menyelamatkan ekonomi rakyat. Justru pemerintah dan para politisi harus mengakui bahwa kebijakan tersebut merupakan ‘inspirasi’ dari semua pihak. Sehingga kebijakan penurunan BBM ini tidak menjadi emas [bahan] kampanye politik menjelang Pemilu 2009.

Semoga dengan penurunan harga BBM pada 15 Januari mendatang, pemerintah secara cepat dan tegas menindaklanjuti biaya dan harga barang dan jasa. Pemerintah harus tegas ‘memaksa’ Organda untuk menurunkan tarifnya minimal 10-15%. Tidak ada alasan lagi untuk menunda. Begitu juga harus diikuti harga-harga komoditi umum. Jika tidak diambil langkah seperti itu dengan cepat, bisa dipastikan, rakyat akan kembali kecewa.

No comments:

Post a Comment