Menurut pemberitaan media massa New York, Ernesto yang tahun ini berusia 33 tahun adalah warga New York keturunan Dominika. Ernesto mengatakan, pada saat ia berusia 7 tahun, ia berimigrasi ke AS, tubuhnya membengkak menjadi gemuk secepat balon yang diisi udara. Pada saat Ernesto mencapai berat 290 kg dengan tinggi badan yang hanya 185 cm itu, ia harus mengenakan kaos yang ukurannya 10 kali lipat ukuran normal, sementara lingkar pinggangnya mencapai 70 inci!
Kegemukan atau obesitas telah membuat kondisi kesehatan Ernesto semakin memburuk, dan timbul juga kesulitan bernafas, karena kerja jantungnya terlalu berat, maka mulai mengancam keselamatan jiwanya. Januari 2008, dokter memperingatkan Ernesto, bahwa jika ia tidak melakukan diet, maka ia akan meninggal dunia dalam waktu kurang dari 12 bulan.
Untuk menyelamatkan jiwanya, Ernesto akhirnya menjalani operasi saluran lambung di Rumah Sakit Bets Israel di New York, yang bertujuan mengurangi asupan makanan dengan cara menyusutkan volume lambung. Lalu, ia juga membulatkan tekadnya untuk menjalani perencanaan gizi dan pola makan, juga melakukan fitness di pusat kebugaran untuk menunjang dietnya.
Menurut informasi, penyebab utama membengkaknya bobot tubuh Ernesto adalah karena setiap hari ia mengonsumsi steak daging sapi goreng ala Spanyol, nasi, makanan cepat saji Mac Donald, pizza, dan spaghetti, serta jarang berolah raga.
Awal mula dietnya, Ernesto setiap minggu menghabiskan 3 hari untuk berlatih di pusat kebugaran, dan pola makannya pun berganti menjadi salad, sayur – sayuran dan makanan sehat lainnya, setiap hari asupan kalori dari makanannya sehari – hari hanya 1.200 kalori.
No comments:
Post a Comment