Sunday 18 January 2009

Pekerja Migran Tianjin Akan Bunuh Diri Massal


Menurut informasi yang diperoleh oleh stasium Radio tersebut, lebih dari 70 pekerja migran di Liaoning Provinsi Tianjin, sekitar 300 buruh selama dua hari berturut-turut dalam cuaca angin salju menuntut tunggakan gajinya yang ditahan oleh sebuah proyek konservasi air negara, mereka katakan bila sebelum Tahun Baru Imlek tidak bisa membawa uang pulang akan bunuh diri secara massal dengan melompat ke sungai.

Kamis (15/1), sekitar 70 buruh berdiri di depan pintu Tianjin Pipeline Group, mereka semua berasal dari tempat jauh Liaoning, mereka sedang menuntut tunggakan sepuluh bulan gaji terhadap pemilik proyek tersebut, mereka telah dua hari berdiri dalam angin dingin. Menurut pimpinan kelompok Project Manager Hecheng construction and installation Engineering Company Li Baoxiang mengatakan: "Kami memiliki lebih dari 72 orang, sekarang berdiri di depan perusahaan Tianjin Pipeline Group, buruh migran yang upahnya ditahan sebanyak 306 orang."

Dari foto yang diambil oleh pengguna internet dapat dilihat, bahwa para pekerja migran memegang slogan "Sudah Tahun Baru istri dan anak sedang menunggu uang", "Kembalikan uang keringat saya " dan slogan lainnya jongkok di depan Tianjin Pipeline Group.

Dalam surat “keluhan krisis” para pekerja migran menulis: "Anak sekolah membutuhkan uang, kredit pinjaman dari koperasi pedesaan perlu dilunasi, Tahun Baru Imlek perlu uang, dalam keadaan kehidupan sehari-hari yang sulit dipertahankan lagi, kami mewakili 306 pekerja migran agar pemimpin di semua tingkat dan media terkait bisa memperhatikannya. Jika hal ini tidak dapat diselesaikan sebelum tahun Baru Imlek, kita ramai-ramai 306 pekerja migran akan pergi ke Tianjin melompat bunuh diri di sungai laut!"

bunuh_diri_massal2

Keluhan krisis pekerja migran (Saksi mata menemukan Forum di daratan China)

Mr. Feng seorang tukang memberitahu stasiun radio ini: "tidak ada jalan lain, harus pergi ke kantor pusat minta duit, sekarang ini tidak ada sumber kehidupan bagaimana, kami semua meninggalkan rumah bekerja untuk cari uang, mulai bulan Maret kami bekerja sampai sekarang satu sen juga tidak dapat, perusahaan sudah berhutang 10.000 Yuan ke setiap perkerja. "

Kabarnya bahwa Hecheng construction and installation Engineering Company Provinsi Liaoning memborong proyek saluruan air dari Tianjin Pipeline Group negara, sejak selesainya proyek bulan Juli sampai sekarang, Tianjin Pipeline Group masih hutang uang proyek, sehingga kontraktor tidak bisa membayar gaji yang kira-kira 3 juta Yuan kepada 306 pekerja migran. Jalur Hukum tidak berfungsi, pekerja migran tidak memiliki pilihan terpaksa mengatur sendiri, menggunakan metode yang paling primitif, melakukan perjalanan jauh ke Tianjin minta gaji.

Pimpinan Kontraktor pemborong jasa tenaga kerja proyek Mr. Kang hari Rabu di Liaoning ketika menerima wawancara berkata: "Tuntut ke pengadilan, jalur pengadilan juga tidak efektif, menang kami pasti menang, tetapi uang tidak dibayar untuk apa? Pengadilan tidak mungkin memberikan kita uang. Kita semua adalah petani! Ke luar untuk bekerja hanya mengandalkan sedikit uang untuk Tahun Baru! Satu sen pun tidak bisa dibawa pulang bagaimana? Karena itu, kami hanya dapat menggunakan cara paling sederhana dan juga merupakan metode paling kuno, tidak ada cara lain. "

Dia mengatakan bahwa jika tindakan tersebut gagal, dia akan mengorganisir lebih banyak orang lagi ke sana: "Sekarang yang ada di Tianjin Pipeline kurang dari seratus orang, dan jika hasilnya tidak baik, kami kembali akan mengatur orang ke sana, hanya dengan cara ini memeranginya."

Reporter menelpon Hp Mr. Wang penanggung jawab Tianjin Pipeline Group untuk proyek ini, tapi tidak ada yang mengangkat.

Hingga Kamis sore, perusahaan kontraktor setuju untuk membayar 1,2 juta uang proyek untuk membayar sebagian dari upah mereka, pekerja yang menolak dan pergi, mereka berusaha membereskannya sekaligus. Li Baoxiang berkata: "Sekarang ini Tianjin Pipeline bersikeras membayar 1.200.000 ke para pekerja dulu agar mereka bisa pulang merayakan Tahun Baru Imlek, para pekerja merasakan dengan membawa 1,2 juta pulang tidak cukup untuk dibagi-bagi, selain itu mereka tidak ingin sekali dan sekali lagi minta uang karena begitu susah, ingin sekaligus selesaikan hutang perusahaan tiga juta lebih. Mereka katakan: “Kami mulai menagih upah dari bulan September tahun lalu, juga telah melakukan tuntutan, tidak ada solusi apapun, diulur-ulur terus. "

Tahun Baru Imlek sudah mendekat, di mana-mana ada peristiwa pekerja migran secara kelompok yang menagih upah, yang berhasil jumlahnya sangat sedikit. Menurut laporan Xinjiang net, seratus orang lebih pekerja migran di perusahaan konstruksi yang gajinya ditahan terus, mereka mengelilingi pintu besar di perusahaan konstruksi keempat Xinjiang selama dua hari dan tidak ada hasil, hari selasa ketika mereka mau masuk ke dalam mencari orang bersangkutan minta gajinya, sekitar 10 anggota keamanan memukul mereka, 5 orang terluka.(Erabaru)

No comments:

Post a Comment